Mengenal Keunggulan Ternak Kerbau

Mengenal Keunggulan Ternak Kerbau oleh Sandy Dwiyanto – Mahasiswa Peternakan UGM.

Taukah anda, kalau Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan daging merah dalam negeri? Di Indonesia daging merah didominasi oleh daging sapi. Berdasarkan data BPS populasi sapi potong Indonesia berada dikisaran 17 juta ekor, dengan total produksi 496,3 ribu ton/tahun. Produksi tersebut hanya dapat memenuhi proyeksi kebutuhan daging nasional 62,57% yang sebesar 686.2 ribu ton. Defisit kebutuhan daging ini akan didatangkan dari impor.

Kegiatan import daging, ternyata telah dilakukan sejak tahun 90’ an pada era presiden Soeharto. Dalam perkembangannya, Indonesia tidak hanya import dalam bentuk bakalan sapi potong dan daging sapi. Akantetapi mulai tahun 2016 pemerintah telah membuka kran import untuk daging kerbau dari India. Kebijakan ini diambil untuk menekan harga daging di Indonesia, karena dirasa terlalu mahal sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat. Lantas, kenapa kerbau yang dipilih? Dan apakah Indonesia tidak punya kerbau untuk dikembangkan, sehingga harus import? Yuk kita bahas lebih lanjut.

Keistimewaan Ternak Kerbau

ternak kerbau

Pada tahun 2016, pemerintah membuka kran import daging kerbau dari India. Hal ini bukan berarti Indonesia tidak mempunyai sumber daya kerbau yang potensial untuk dikembangkan. Berdasarkan data Statistik Peternakan 2017, populasi kerbau di Indonesia sebesar 1,4 juta ekor, dengan total produksi 531,8 ton/tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai sumber daya kerbau yang potensial untuk dikembangkan dalam mendukung pemenuhan daging di Indonesia.

Berdasarkan tempat hidupnya, kerbau dibagi menjadi dua, yaitu kerbau rawa/lumpur (swamp buffalo) yang dikenal sebagai kerbau tipe potong dan kerbau sungai(riverine buffalo) sebagai kerbau tipe perah. Menurut Ditjen PKH, populasi kerbau sungai atau kerbau perah hanya ditemukan di Sumatera Utara sekitar 5.000 ekor, sedangkan kerbau rawa/ lumpur tersebar di seluruh Indonesia dengan populasi sekitar 1,4 juta ekor, terutama di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.

Artikel menarik lainnya : Bagaimana cara membedakan kualitas daging sapi?

Dari uraian diatas, kerbau dapat dikategorikan ternak yang banyak fungsi. Kerbau merupakan ternak pedaging, karena mempunyai kemampuan baik dalam konversi pakan ke daging serta jumlah karkasnya besar. Selain itu kerbau juga merupakan ternak yang mempunyai kemampuan baik dalam menghasilkan susu. Kemudian telah menjadi rahasia umum, bahwa kerbau sering dimanfaatkan tenaganya. Kerbau menjadi alat pendukung pertanian masyarakat desa, seperti membajak sawah, mengangkut barang dll. Bukan itu saja, beberapa daerah di Indonesia menjadikan kerbau sebagai ternak adat. Salah satunya di Toraja, Sulawesi Selatan , kerbau menjadi ternak persembahan dalam upacara adat, sehingga harganya bisa sangat mahal.

Ternak Kerbau mudah beradaptasi

ternak kerbau rawa

Selain mempunyai banyak fungsi, kerbau juga merupakan ternak yang sangat bagus adaptasinya. Kerbau dapat hidup dengan baik, walaupun dalam kondisi lingkungan yang sangat jelek. Mufiidah et al (2013) menyatakan bahwa kerbau memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan sapi, karena mampu bertahan hidup dalam kawasan yang relatif sulit terutama dalam hal ketersediaan dan kualitas pakan. Kemudian kerbau juga mempunyai mekanisme sendiri dalam memepertahankan suhu tubuhnya, yaitu dengan cara berkubang.

Keistimewaan kerbau selanjutnya adalah keunggulannya dalam hal konversi pakan. Kerbau mampu mengkonversi pakan dengan kualitas rendah namun produksi yang dihasilkan tetap optimal. Kerbau dapat bertahan dengan ketersediaan dan kualitas pakan yang jelek. Hal ini disebabkan oleh kemampuan kerbau yang dapat mencerna serat kasar lebih baik dibandingkan ternak lain.

Ternak Kerbau Unik tapi belum dilirik

kerbau salceko

Dari pemaparan diatas, kita jadi tau bahwa kerbau merupakan ternak yang istimewa dengan banyak keunggulan. Akan tetapi pemerintah belum melirik dan membuat program yang jelas untuk pengembangan kerbau di Indonesia. Saat ini, petenakan kerbau hanya bersifat tradisional dengan sistem pemeliharaan yang ekstensif dengan hanya bergantung pada hasil alam.

Berdasarkan teknis pemeliharaannya, ternak kerbau di Indonesia belum memperhatikan aspek keuntungan. Peternak masih mengandalkan ketersediaan pakan dari alam. Peternak belum menerapkan sistem intensif dimana kebutuhan pakan dan lingkungan benar-benar dikontrol oleh peternak itu sendiri, sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa optimal. Memang sangat disayangkan, kerbau sebagai ternak yang unik tapi belum dilirik.

Artikel menarik lainnya : Mengenal Ayam Kampung Super

Sumber :

BPS. 2018. Populasi Sapi Potong menurut Provinsi 2009 – 2018. Dikutip 21 April 2019.https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/12/17/1016/populasi-sapi-potong-menurut-provinsi-2009-2018.html.

Kementerian Pertanian. 2017. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. Ditjen PKH. Jakarta.

Matondang, Rasali dan Chalid T. Pemanfaatan Ternak Kerbau untuk Mendukung Peningkatan Produksi Susu. 42 J. Litbang Pert. Vol. 34 No : 41-49.

Mufiidah N, Ihsan MN, Nugroho H. 2013. Produktivitas Induk Kerbau Rawa (Bubalus bubalis) Ditinjau Aspek Kinerja Reproduksi dan Ukuran Tubuh di Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang. J. Ternak Tropika 14(1): 21-28.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *