Hallo sobat ternak tahukah kamu bahwa penyakit kudis pada ternak yang dikenal dengan nama scabies atau scabie adalah penyakit yang sering terjadi pada ternak yang menyebabkan peternak menjadi khawatir akan Kesehatan ternaknya. Penyakit scabies merupakan penyakit kulit menular yang bersifat zoonosis atau dapat menular ke manusia.
Apa itu Penyakit Scabies?
Penyebab penyakit Scabies kudis menular atau scabies pada ternak adalah tungau Sarcoptes scabiei yang hidup di lorong-lorong lapisan kulit dan Psoroptes ovis yang hidup di permukaan kulit.
Penyakit ini dapat menyerang semua umur ternak terutama ternak muda, penularan scabies dapat terjadi secara horizontal yakni penularan berupa kontak langsung dengan hewan sakit maupun secara vertikal melalui material yang tercemar seperti sarana prasarana kandang tercemar dapat berupa kendang, peralatan kandang, tempat makan, tempat minum, dll.
Penyakit parasitik merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan produktivitas ternak, parasit dapat bertahan hidup dalam tubuh hospes dengan memakan jaringan tubuh, mengambil nutrisi yang dibutuhkan dan menghisap darah hospes.
Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan bobot badan, pertumbuhan yang lambat, penurunan daya tahan tubuh dan kematian hospes, ternak yang terinfestasi parasit biasanya mengalami kekurusan sehingga dapat mempengaruhi nilai jual yang rendah (Khan dkk., 2008).
Gejala klinis yang teramati pada ternak yang terinfeksi parasit scabies yaitu kulit menjadi kemerahan, kemudian terbentuk lepuhan dan terjadi peradangan, terkadang hingga keluar cairan karena adanya iritasi kemudian permukaan kulit terbentuk keropeng atau kerak. Ternak akan merasakan gatal yang menyebabkan ternak sering menggaruk atau menggesekkan tubuhnya sehingga terjadi luka.
Meskipun angka kesakitan relatif rendah, akan tetapi apabila dalam satu kelompok kambing terdapat seekor yang menderita penyakit scabies, maka dalam waktu cepat penyakit akan meyebar sehingga ternak lainnya akan tertular. Penyakit ini menimbulkan kerugian ekonomi yang besar karena dapat menyebabkan kerusakan kulit, kekurusan dan bahkan kematian.
Imunitas ternak yang kurang baik akan mempercepat terjadinya penularan penyakit scabies. Umumnya bagian tubuh yang terserang scabies adalah daerah yang sedikit ditumbuhi rambut seperti : telinga, moncong, leher, dada bagian bawah, perut, pengkal ekor, sepanjang punggung, dan kaki.
Ternak yang terinfestasi tungau akan merasa gatal dan selalu menggaruk-garuk, menggosok-gosokkan atau menggigit-gigit bagian tubuhnya yang teriritasi sehingga terjadi luka dan lecet pada kulit. Dalam keadaan parah maka seluruh tubuh dapat terserang, kulit meradang dan mengeluarkan cairan membentuk kerak pada permukaan kulit.
Ciri-Ciri Kambing/Domba Terkena Scabies
Kulit ternak yang menderita scabies akan mengeras, menebal dan melipat-lipat. Pada tempat-tempat tersebut biasanya rambutnya rontok sehingga terjadi kerontokan bulu atau kebotakan. Diagnosis scabies berdasarkan gejala klinis dan melakukan pemeriksaan mikroskopik dengan cara melakukan kerokan kulit penderita.
Tanda – Tanda Klinis Kambing/Domba Terkena Scabies :
- Terdapat kerak pada permukaan kulit
- Ternak merasa tidak nyaman menyebabkan gatal dan selalu menggesekan bagian kulit yang terserang kudis
- Terjadi kerontokan bulu
- Kulit menjadi tebal dan kaku
- Psda kasus berat bagian muka dan mulut yang berwarna kemerahan atau mengering
Pengobatan dan Pencegahan penyakit Scabies pada Kambing/Domba
Kejadian kudis menular atau scabies pada ternak telah tersebar luas diseluruh daerah di Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang ternak pada keadaan kekurangan pakan, musim kemarau dan di lingkungan kandang yang kotor dan kurang memperhatikan sanitasi secara rutin.
Pengobatan dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut:
- Mencampur minyak kelapa (VCO) dan asuntol (10 : 1) lalu digosokkan 2-3 kali selang waktu 3 hari.
- Coumaphos (asuntol) dalam bentuk salep 2% pada vaselin diberikan sekali seminggu selama 3 minggu berturut-turut atau dalam bentuk cairan 0,1% disemprot atau direndam atau dilapkan pada permukaan kulit hingga basah.
- Benzoas bensilikus 10% dapat dioleskan pada luka.
- Injeksi Ivermectinyang dilakukan oleh Dokter Hewan Puskeswan setempat.
Pencegahan penyakit scabies yang dapat dilakukan oleh peternak dengan cara sebagai berikut:
- Menjagasanitasi kendang, peralatan kendang, dan lingkungan kendang
- Pemberian pakan yang baik.
- Kambing yang baru datang harus diisolasi (dipisahkan) selama beberapa minggu sampai diketahui tidak terserang kudis.
- Hewan tertular diasingkan atau diisolasi dengan melakukan pengobatan sampai sembuh
- Kandang ternak tercemar dan benda-benda lainnya dibersihkan menggunakan acarisida, desinfektandan sebaiknya tidak digunakan selama beberapa bulan.
Daftar Pustaka
Rezki NS. 2017. Uji Aktivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Secara In Vivo Terhadap Scabies Pada Kambing Kacang (Capra Hircus). Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.