Penyakit Orf Pada Ternak

Halo sobat ternak, kali ini kita mau membahas tentang penyakit orf atau keropeng pada ternak. simak terus ya.

Pengertian Penyakit Orf

Penyakit orf  atau sering disebut penyakit keropeng yang menyerang daerah sekitar mulut ternak merupakan penyakit disebabkan oleh genus virus parapox dari keluarga virus Poxviridae (Fauquet dan Mayo, 1991) yang menginfeksi kambing dan domba juga dapat menular ke manusia (bersifat zoonosis).

Penyakit orf dapat menyebabkan kerugian bagi peternak. Kerugian yang terjadi yaitu dapat menyebabkan ternak mengalami kesulitan mengkonsumsi pakan, sehingga ternak menjadi kurus serta tingkat morbiditas semakin tinggi dan dapat menularkan ke ternak lain, selain itu penyakit orf juga dapat menyebabkan kerugian lain seperti penurunan produksi, memerlukan waktu penyembuhan yang lama, tidak ada kemauan untuk bergerak, dan pertumbuhan yang lambat.

Gejala klinis / Ciri-ciri ternak terkena penyakit ORF

penyakit orf

Ternak yang terinfeksi penyakit orf mempunyai gejala klinis sebagai berikut:

  1. Gejala klinis yang menonjol adalah terdapat lesi – lesi pada kulit di sekitar bibir/mulut, terutama di sudut bibir, Lesi-lesi diawali dengan bintik-bintik merah yang kemudian berubah menjadi vesikel dan pustula (pernanahan) dan menjadi tonjolan tonjolan berkerak.
  2. Selain menyerang kulit sekitar mulut, lesi-lesi ini dapat juga menyebar ke seluruh muka seperti hidung, gusi serta bagian tubuh lainnya yang tidak berambut atau berambut sedikit seperti ambing, sekitar mata, hidung, telinga, skrotum atau sekitar kaki.
  3. Pada kasus penyakit berat tonjolan-tonjolan berkerak bercampur dengan nanah dan menutupi seluruh permukaan mulut menyebabkan mulut menjadi bengkak disertai bau busuk.

Masa inkubasi virus berlangsung selama 2-3 hari. Masa inkubasi adalah waktu masuknya patogen (penyebab penyakit) ke dalam tubuh sampai menimbulkan gejala pertama kali (Mulyono, 2004), pasca infeksi penyakit orf dapat berlangsung 3-4 minggu tergantung pada kondisi ternak. Kondisi ini akan menjadi lebih parah dan lebih dapat lebih lama apabila diikuti oleh infeksi sekunder, beberapa bakteri yang berperan sebagai infeksi sekunder, yaitu Staphylococcus aureusS. epidermis dan Corynebacterium pyogenes.

Kekebalan pada induk yang terinfeksi penyakit orf relatif rendah sehingga anak yang dilahirkan memungkinkan untuk terjangkit penyakit orf. Ternak dengan gangguan kekebalan dilaporkan dapat menderita penyakit orf hingga berbulan-bulan lamanya, ternak yang sembuh biasanya memiliki kekebalan selama setahun, Morbiditas kasus ini cukup tinggi dengan angka mortalitas yang rendah. Faktor resiko tertinggi adalah mendatangkan kambing baru dari daerah lain.

Penularan penyakit orf melalui kontak langsung antara hewan terinfeksi dengan hewan peka dan tidak langsung melalui bahan, alat atau lingkungan yang tercemar virus orf. Cara virus penyakit orf masuk ke dalam tubuh ternak yaitu melalui luka-luka kecil seperti goresan-goresan yang terjadi pada kulit akibat rumput yang tajam,duri atau luka karena proses mekanik lainnya (McKeever dkk, 1988).

Penanganan penyakit Orf ternak

Penanganan penyakit dapat dilakukan dengan  membersihkan keropeng di sekitar mulut. Dengan cara memisahkan ternak sakit atau diisolasi dari ternak yang sehat, kemudian membersihkan keropeng di daerah sekitar mulut dengan mengupas keropeng tersebut hingga berdarah, kemudian menyemprotkan obat anti lalat di daerah sekitar mulut Menurut (Adjid, 2009), pada ternak yang menderita penyakit diisolasi dari ternak yang sehat, lalu keropeng di daerah sekitar mulut dibersihkan hingga berdarah dan diolesi iodin, kemudian dilakukan pengulangan setelah 3 hari, lalu Keropeng dibersihkan kemudian menyemprotkan obat anti lalat pada daerah keropeng tersebut. Obat anti lalat yang digunakan mengandung 1% dichlofenthion. Menurut (PT. Pimaimas Citra, 2008), kandungan 1% dichlofenthion memiliki kemampuan insektisida dan larvasida yang mampu mengusir lalat, mengandung antiseptik untuk meningkatkan penyembuhan. Penggunaan 1% dichlofenthion yang sedikit tidak berbahaya bagi ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat  (Abu Elzein et al, 1997) bahwa obat anti lalat dianjurkan penggunaannya pada penyakit guna mencegah miasis oleh larva lalat.

Pencegahan penyakit ORF ternak

Orf merupakan penyakit menular kontagious yang dapat merugikan sehinggga pengendalian harus ketat mengikuti panduan pengendalian hewan menular strategis, yaitu pengobatan hewan sakit dan diisolasi ketat dengan hewan yang lain pada daerah tertular, melakukan sanitasi kandang dan lingkungan pemeliharaan dengan mencuci kandang menggunakan air bersih dan desinfektan, menjaga kandang tidak lembab dan tidak tergenang air, mencegah penggembalaan hewan sehat bersama-sama dengan hewan sakit atau pada tempat bekas hewan penderita orf, ternak yang dibeli untuk dipelihara harus terbebas dari penyakit orf. Pada daerah bebas dilakukan penolakan penyakit dan karantina ketat. Hewan penderita penyakit orf tidak diperbolehkan dipotong dan dikonsumsi karena dapat menular kepada manusia.

Daftar Pustaka

Khotimah dkk. 2019. Jurnal Peternakan Terapan Vol. 1 (1). Penyakit Orf  Pada Kambing (Studi Kasus di CV Mitra Farm, Bogor, Jawa Barat). Bandar Lampung. Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Lampung.

Supriyadi A, dkk. 2018. Oral Presentation (AEVI-4). Investigasi Outbreak Orf di Kabupaten Bulungan Tahun 2018. Bulungan. Dinas Pertanian Kab. Bulungan.