Beberapa jenis bahan organik di lingkungan kita, seperti urin sapi, kotoran sapi ternyata mengandung senyawa dan berbagai bekteri pengurai yang dapat meningkatkan kesuburan tanah yaitu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah.
Pada dasarnya bahan tersebut hanya merupakan bahan buangan yang umum terdapat di masyarakat. Bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik dengan fungsi yang lebih baik. Pupuk organik sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
Manfaat Limbah Kotoran Ternak bila diolah Jadi Pupuk
Pupuk organik padat adalah yang disebut pupuk kompos dan pupuk kandang. Penggunaan pupuk organik padat sudah umum dilakukan oleh para petani. Sedangkan pupuk organik cair merupakan kombinasi diantara kedua jenis pupuk padatan tersebut dengan memberikan tambahan bahan organik lainnya yang memenuhi kandungan unsur hara, sehingga dihasilkan pupuk organik berbentuk cair.
Urin dari satu ekor sapi mampu menyuburkan sekitar empat hektar sawah yang setiap hektarnya mampu menghasilkan enam hingga delapan ton padi atau gabah. Kandungan kimia urine sapi adalah N : 1.4 sampai 2.2 %, P : 0.6 sampai 0.7 % dan K : 1.6 sampai 2.1%.
Kotoran sapi mengandung unsur kimia NH4, sedangkan urine sapi mengandung unsur kimia NH24. Urine sapi yang mengandung NH24, diklaim penyebab tingginya panas bumi, tapi setelah ada temuan biogas dan pupuk organik, ini bisa mengurangi panas bumi tersebut.
Sebelum urine sapi digunakan untuk memupuk tanaman, sebaiknya limbah kotoran ternak sapi didiamkan selama 10 hari. Sedangkan kotorannya, harus didiamkan minimal 2 pekan sebelum digunakan untuk penyubur tanaman.
Urine dan kotoran sapi bisa meningkatkan dan menghemat penggunaan pupuk pasaran sebesar 40 persen. Sementara urine sapi berguna naikkan berat tandan kelapa sawit hingga 30 persen, sama dengan urine manusia.
Kandungan Kimiawi pada Urin dan Feses Ternak
Kandungan kimia yang paling banyak dari kotoran sapi jelas adalah sulfur, amonia dan urea. Sulfur pada kotoran sapi pun dapat berubah menjadi gas H2S yang berbau busuk jika teroksidasi oleh asam dan udara. Zat yang paling berguna dari kandungan kotoran sapi ini adalah gas metana (CH4) karena dapat dijadikan bahan baku biogas yang alami dan salah satu cara menghemat BBM.
Meskipun limbah ternak tidak terlibat langsung dalam perpindahan penyakit, namun kandungan bahan organik yang tinggi merupakan sumber makanan yang baik untuk pertumbuhan organisme. Limbah ternak merupakan pencemaran bagi air serta mempunyai kandungan BOD yang tinggi dan sedikit kandungan oksigen terlarut dalam air.
Kotoran sapi mengadung rata-rata 30% bahan organik yang dapat didekomposisi dengan mudah oleh mikroorganisme seperti bakteri, fungi dan aktinomycetes yang terdapat pada kotoran sapi perah itu.
Faktor utama yang mempengaruhi komposisi kotoran asli hewan adalah jenis kelamin, umur, makanan dan lokasi geografis. Feses sapi mengandung 22.59% sellulosa, 18.32% hemi-sellulosa, 10.20% lignin, 34.72% total karbon organik, 1.26% total nitrogen, 27.56:1 ratio C:N, 0.73% P, dan 0.68% K.
Banyaknya feses dan urine sapi yang dihasilkan sebesar 10% dari bobot badannya, sedangkan rasio feses dan urine yang dihasilkan ternak sapi perah adalah 2:1 (69% feses dan 31% urine). Selain itu, bahwa kotoran ternak yang dihasilkan setiap hari dari seekor ternak sapi dengan bobot 400-500 kg adalah 44 kg (feses 14 kg dan sapi 30 liter).
Dengan demikian produksi limbah cair dari usaha peternakan sapi perah setiap hari dengan rata-rata air yang digunakan untuk pencucian sekitar 132 liter/ekor/hari. Berat badan sapi perah 500 kg menghasilkan feses dan air kencing sebanyak 13,5 ton setahun yaitu 70% feses dan 30 % air seni.
Limbah Urin dan Feses Ternak Belum Banyak dimanfaatkan Secara Optimal
Dari sekian banyak kotoran ternak yang terdapat di daerah sentra produksi ternak banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal, sebagian di antaranya terbuang begitu saja, sehingga sering merusak lingkungan yang akibatnya akan menghasilkan bau yang tidak sedap.
Kandungan unsur hara kimia pada pupuk kandang yang berasal dari ternak sapi yaitu N : 26.2 kg/ton, P : 4.5 kg/ton, K :13.0 kg/ton. Satu ekor sapi dewasa dapat menghasilkan 23,59 kg kotoran tiap harinya.
Pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak dapat menghasilkan beberapa unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman, disamping menghasilkan unsur hara makro, pupuk kandang juga menghasilkan sejumlah unsur hara mikro, seperti Fe, Zn, Bo, Mn, Cu, dan Mo.
Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk mendorong kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran. Suatu studi mengenai pencemaran air oleh limbah peternakan melaporkan bahwa total sapi dengan berat badannya 5000 kg selama satu hari, produksi manurenya dapat mencemari 9.084 x 107m3 air.
Selain melalui air, limbah peternakan sering mencemari lingkungan secara biologis yaitu sebagai media untuk berkembang biaknya lalat. Kandungan air manure antara 27-86 % merupakan media yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan larva lalat, sementara kandungan air manure 65-85 % merupakan media yang optimal untuk bertelur lalat.